Antara magic com dan wanita

Posted: April 16, 2009 in Pelita hati

Apa perbedaan dan persamaan antara magic com dan wanita ?
Perbedaannya yang satu bisa menanak dan yang satunya lagi bisa beranak. Sedang persamaannya adalah keduanya bisa menghangatkan.

Mendengar kata “menghangatkan” mungkin ada diantara kita yang pikirannya langsung melayang ke arah ritual ranjang bergoyang.
Hehehe, kalau benar seperti itu anda ketipu. Posting ini bukan mengarah kesana meski memang masih berkutat tentang wanita dan kehangatan. Yah, tentang wanita dalam menghangatkan panggung politik dan kemajuan bangsa ini.

Kurang dari seminggu, kita akan memperingati hari Kartini, sosok wanita Jawa yang cara berpikirnya jauh melampaui jamannya.
Bila seandainya kita mengirim email ke : kartini@akhirat.com dan menanyakan, apakah anda sudah puas dengan apa yang telah dicapai oleh wanita Indonesia dewasa ini ? Mungkin dari bilik kuburnya Kartini akan tersenyum ala monalisa. Sepotong senyum yang penuh misteri.

Mungkin tersenyum bahagia karena ada seorang Megawati yang meski kerap dibilang kurang smart namun faktanya dia mampu duduk dilevel tertinggi sebagai RI 1. Ada juga seorang Sri Mulyani, orang yang dipandang sebagai simpul “kestabilan” ekonomi bangsa ini ditengah pertumbuhan ekonomi minus negeri sekitar.
Deretan nama ini akan bertambah panjang bila ditulis satu persatu, para wanita yang telah sukses menyamai bahkan mengungguli kaum pria.

Akan tetapi serangkaian kisah sukses diatas kadang melupakan, itu kalau tak boleh dikatakan mengorbankan satu hal, wanita kadang lupa dalam hal bagaimana menghangatkan keluarga.
Nampaknya hal ini klise sekali tapi itulah realita. Tengoklah dunia maya dan akan kita dapatkan banyak Kartini muda yang mengalami percepatan usia biologis. Mereka mencoba “menghangatkan” diri diwaktu dan tempat yang belum semestinya.

Kehangatan keluarga itu diperlukan karena ditangan wanitalah pendidikan itu bermula. Ditangan Ibulah kita pertama kali mengenal sekolah serta mengenal budaya.
Tak jarang pengalaman dimasa kecil itu ditransformasikan ketika mendidik generasi selanjutnya.

Dunia masa lalu dan masa sekarang memang berbeda tantangan. Tapi peran seorang ibu, seorang wanita sebagai jendela dunia untuk kali pertama tak banyak berubah dan seharusnya memang tak boleh berubah.

Selamat berjuang kaum wanita, selamat berjuang para ibu.
Aku turut menitipkan hari ini untuk hari esok. Untuk kedua putri kecilku………

Komentar
  1. mantan kyai berkata:

    dannisa’u imadul bilad: wanita itu tiang negara. kalo tiangnya suka goyang berarti bangunannya jelas bukan bangunan yang kukuh ya pak .. kekekeke

    ***

    Weh, saya 200% setuju dengan apa yang mas Ardy katakan.
    Bangunan moral bangsa yang ada memang tergantung pada elemen yang bernama keluarga dan ditangan seorang ibulah sirkuit ini. secara default dijalankan.
    Goyang ? hehehe…..lihat dulu seberapa besar amplitudonya, seberapa besar skala richternya.
    Kalau kelasnya Dewi Persik mungkin sudah tergolong kelas tsunami, sudah mencapai 9 R.
    Hahahaha………..

  2. LuXsmaN berkata:

    emansipasi kadang-kadang keblabasen….

    ***

    Hehehe, salahe dewe gak dipasang proximity switch.
    Kadang nganti bablas yo gak rumongso.
    Eh, ngomong ngomong sampean nko golek makne arek arek sing model ngendi, karier po sing jenis house keeper ?

  3. dindacute berkata:

    lupa yahhhh kalo diblogosphere adad lagi satu KARTINI

    DINDACUTE

    yang suka menghangatkan dunia blogger dengan berbagai cerita indahnya…

    *anggep ajah iklan gag mutu om………… :mrgreen:

    ***
    Weh, kalau Kartini yang satu ini aku percaya dijamin on the track, dijamin mampu menhangatkan dunia blog.
    Eh, ngomong ngomong sampai berapa derajat Dinda bisa menghangatkan suasana ?

    [langsung tempelin telapak tangan dikening]

  4. nurannisaa7 berkata:

    hmm… ya,
    kadang Kartini mesti disalahkan, gara2 perempuan Indonesia saat ini kadang2 nggak ngerti hak dan kewajibannya,,
    berlomba2 duduk di pemerintahan, tapi keluarga kagak keurus..

  5. ervan.budianto berkata:

    Wanita memiliki kekuatan luar biasa yang tak pernah dipunyai lawan jenisnya dengan lebih baik. Yakni kekuatan cinta, empati dan kesetiaan. Dengan cintanya ia menguatkan langkah orang-orang yang bersamanya, empatinya membangkitkan mereka yang jatuh dan kesetiaannya tak lekang oleh waktu, tak lebur oleh perubahan.Dan wanita adalah sumber kehidupan. Yang mempertaruhkan hidupnya untuk sebuah kehidupan baru, yang dari dadanya dialirkan air susu yang menghidupkan. Sehingga semua pengorbanannya itu layak menempatkannya pada kemuliaan surga, juga keagungan penghormatan.

  6. Nafi' Abdul Hakim berkata:

    hahaha..
    dasar..
    kehangatan ya Pak..
    aku jadi kebayang yang gk2..
    hahaha..
    hari kartini…
    selamat berjuang para wanita..

Tinggalkan komentar